JagatBisnis.id, Jakarta, 12 Februari 2024 – Kehadiran alternatif pendanaan (funding) melalui Venture Debt dinilai para pelaku industri menjadi salah satu pilihan strategis untuk melakukan ekspansi dan menumbuhkan bisnis.
Hal ini disampaikan oleh Yukka Herlanda, CEO & Pendiri Brodo; Leonard Utomo, CEO Endorphins; dan Gion Darwis, CEO MB Truss Co., dalam diskusi bersama media yang diselenggarakan oleh Qverse pada Rabu (12/2/2025) di Iwan Tirta Home, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ketiganya menilai Venture Debt memberikan opsi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan masing-masing profil dan risiko bisnis tanpa mengurangi dilusi kepemilikan.
Hal ini juga disampaikan oleh CEO Qverse, Gena Bijaksana. Gena menuturkan, “Kehadiran Qverse sebagai Growth Partner memang berfokus untuk menjadi mitra pertumbuhan berkelanjutan bagi para pendiri perusahaan (founders) dan bisnis di Indonesia.”

Gena menekankan pentingnya para founders dan bisnis untuk mencapai responsible growth dalam mengejar pertumbuhan.

Mindset “growth at all cost” sudah tidak relevan lagi di masa sekarang. Kini, founders dan bisnis harus memiliki strategi untuk mencapai pertumbuhan dengan profit yang sehat, pengeluaran yang rasional dan tepat dengan kebutuhan, dan penggunaan pendanaan dengan basis fundamental bisnis yang kuat.

Menavigasikan kompleksitas bisnis terkait dengan pendanaan, Yukka, Leonard, dan Gion sependapat bahwa sebelum mengambil pendanaan, founders harus terlebih dahulu memiliki fundamental bisnis yang solid.

Menurut mereka, dengan adanya fundamental bisnis yang sehat, pendanaan akan digunakan untuk hal-hal yang bersifat ekspansi pertumbuhan bisnis, sehingga akan mengurangi risiko kegagalan bisnis atau pembayaran.

Head of Investor Relations Qverse, Anggara Pradipta mengatakan, “Qverse menjunjung prinsip Profit, Prudence, and Promising fundamentals (3P) dalam prosesnya.”

“Memahami dinamika industri dan kompleksitas bisnis, Qverse hadir dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing portofolio. Namun, Qverse juga sangat berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan bisnis para portofolio,” jelasnya.
Dipta memaparkan, “Dalam prakteknya, Qverse menerapkan sistem monitoring pertumbuhan bisnis yang menyeluruh dan
berkala untuk memitigasi risiko dan memproyeksi tantangan bisnis ke depannya, sehingga risiko dapat diantisipasi bersama-sama.”

Dalam konteks peran pendanaan alternatif melalui Venture Debt, Yukka, Leonard
dan Gion, sepakat bahwa kehadiran Qverse berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis.
Menurut ketiganya, dengan bisnis yang harus memanfaatkan momentum dan merespon cepat terhadap pasar, pendanaan berupa Venture Debt yang diberikan Qverse membuat bisnis dapat bergerak lebih lincah.
