JagatBisnis.id, Jakarta, 22 Februari 2025 – Fakta saat ini menunjukkan bahwa aktivitas keseharian sudah tak bisa lepas dari penggunaan perangkat elektronik berlayar, seperti televisi, komputer hingga ponsel pintar.

Akibatnya, risiko mata kering kian mengancam. Penanganannya mesti segera, karena dampaknya bisa merusak permukaan mata. Mulai dari yang bersifat ringan hingga berat, temporer, bahkan permanen.

Selain itu, selama dua tahun terakhir (2023-2024), JEC Eye Hospitals and Clinics telah melayani lebih dari 72.000 pasien dengan keluhan mata kering.

Memahami situasi tersebut, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics, melalui salah satu cabangnya, RS Mata JEC @Kedoya memperkenalkan layanan terbaru: Dry Eye Spa.

Dengan mengombinasikan terapi medis dan pengalaman relaksasi layaknya spa, JEC Dry Eye Spa menawarkan pendekatan baru untuk penanganan mata kering dan memberikan kenyamanan pada mata dengan segera. Selain itu JEC @Kedoya menjadi rumah sakit mata pertama di Indonesia yang memiliki layanan berkonsep ini.

Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. dr. Nina Asrini Noor, SpM menyampaikan, “Perubahan gaya hidup pada era digital sangat memengaruhi kesehatan mata. Screen time yang sangat intensif dengan durasi yang panjang membuat perubahan dinamika mata dalam berkedip, seperti frekuensi yang berkurang atau proses berkedip yang tidak sempurna.”

“Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata yang seiring waktu berpotensi memulai siklus dry eye,” jelas Dokter Nina di Auditoroum Istiantoro, RS Mata JEC @Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2025).

Pada 2024 lalu, laporan “Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko menunjukkan bahwa rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari.

Di samping waktu tatap layar yang berlebih, faktor eksternal seperti paparan AC dan polusi udara terus menerus turut memperburuk kondisi mata. Penyandang mata kering diprediksi terus bertambah, sebab sangat mungkin mereka tidak sadar sedang mengalami dry eye.

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) menyebutkan prevalensi mata kering secara global berkisar 5% hingga 50%, sedangkan di Asia Tenggara berada pada kisaran 20% – 52,4%. Prevalensi mata kering di Indonesia mencapai 27,5%.

Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RS Mata JEC Kedoya, dr Jenny Darmawan, MARS, menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat akan ketidaknyamanan mata kering semakin meningkat. Banyak dari masyarakat yang kini mencari pengobatan lebih dini, bahkan sebelum gejala ketidaknyamanan memburuk.

Untuk informasi lebih lanjut tentang RS Mata JEC @Kedoya, Anda bisa mengunjungi website https://jec.co.id/id/hospital/jec-kedoya

Bagi yang membutuhkan layanan kesehatan RS Mata JEC @Kedoya, Anda bisa berkunjung ke Jalan Terusan Arjuna Utara nomor 1, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Untuk memudahkan sampai di lokasi, Anda bisa mengikuti tautan Google Maps berikut ini: https://maps.app.goo.gl/LTzjfcVAEZLVvzcb7
